√ Tim I Tarling PCM Weru di Ranting Krajan Lokasi Masjid Miftahul Jannah Lanjut Makan Bakso Bersama - Muhammadiyah Weru

Tim I Tarling PCM Weru di Ranting Krajan Lokasi Masjid Miftahul Jannah Lanjut Makan Bakso Bersama

Selesai buka bersama di rumah Bapak Supadi, S.Pd,I, di Dukuh Brunggang, maka Tim I Tarling PCM Weru segera beranjak ke masjid tempat tujuan karena waktu sudah menunjukkan pukul 18.56 WIB.

Padahal jadwal azan di aplikasi smartphone menunjukkan waktu azan Isya jatuh pada pukul 19.00 WIB untuk hari Selasa, 19 Maret 2024 ini. Artinya sesaat lagi akan masuk waktu Isya.

Begitu sampai di Masjid Miftahul Jannah Krajan tempat tujuan tarling, yang berjarak sekitar 500 meter ke arah timur dari rumah Bapak Supadi, S.Pd.I, belum ada yang azan. Hanya terlihat ada salah satu jemaah yang datang pakai kursi roda masuk masjid.

Salah satu anggota tim mendekati beliau adan berkata, “Mohon maaf, Bapak, berhubung sudah waktunya azan, saya mohon izin untuk mengumandangkan azan, nggih?” Dan si bapak mempersilakan.

Tak lama kemudian, suara lantang dan menggema penuh keyakinan dengan tetap berhati-hati agar makhorijul hurf, tajwid, dan napas tidak korslet maka Bapak H. Irsam Nasirin, S.Pd.I, M.M melantunkan hampir mirip dengan suara azan Radio ABC yang dulu sering didengarnya.

Usai azan dan salat sunah, tim menunggu jamaah yang masih salat maupun yang masih dalam perjalanan menuju masjid, maka kesempatan itu digunakan untuk berzikir dan muhasabah diri. Ketika sudah mulai banyak jemaah hadir dan tina waktunya maka iqamat berkumandang.

Salat Isya dipimpin oleh Bapak H. Irsam Nasirin, S.Pd.I, M.M dengan bacaan yang ringan dan sederhana. Tak terasa empat rakaat terlaksana dengan khidmat dan khusyuk. Setelah Salat Isya selesai disambung sunah rawatib.

Ketika hendak memulai Salat Tarawih, sang imam menanyakan kebiasaan tarawih di masjid ini menggunakan rakaat 2-2 atau 4-4. Ternyata masih sama di tempat tinggal sang imam yang mana ketika Salat Tarawih menggunakan empat rakaat salam.

Pak Irsam Nasirin kembali menjadi imam. Salat Tarawih pun selesai. Ketika waktu jeda antara Salat Tarawih dengan Salat Witir, tiba-tiba ada suara wanita dari saf putri yang mengucapkan salam dan mengisi kultum tentang perbedaan rakaat tarawih.

Selain menyampaikan adanya perbedaan itu, beliau juga berpesan agar tidak memaksakan kehendak bagi yang tarawih 2-2 atau 4-4. Dalam hal ini sebenarnya tim tarling pun juga tidak memaksa.

Setelah kultum selesai, dilanjutkan Salat Witir diakhiri dengan salam. Suasana cukup gerah sehingga keringat pun bercucuran meski kipas angin sudah berputar tanpa henti dan tidak merasa kecapaian.

Perkenalan tim tarling
Pak Makmuri perkenalkan anggota tim tarling

Sebagai Ketua Tim I Bapak Makmuri, S.Ag mengawali kegiatan dengan memperkenalkan anggota yang ikut tarling, yakni Bapak Makmuri, S.Ag, Bapak Hasan Azis, S.Pd.I, Bapak H. Irsam Nasirin, S.Pd.I, M.M, Bapak H. Eqbal Taufiq, S.Ag, Bapak Sugito, S.Pd, Bapak Arif Hermawan, S.Pd.I, Bapak Teguh Kurniawan, S.Pd.

Kemudian Bapak Agus Sudarmaji, Bapak Darmono, Bapak M. Syukron Alfathoni, SE, Bapak Agus Darmawan, SE, Bapak Suyamto, Bapak Basrowi, A.Ma Kep, Bapak Nur Ali Setiawan, dan Bapak Azis Muhtadi.

Pak Makmuri memperkenalkan person dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang berada di lingkungan Cabang Weru dari TK BA, MIM, SMP/MTs, SMA/SMK, hingga pondok pesantren dan Surya Mart.

Setelah cukup panjang lebar Pak Ketua mohon diri dan memberikan kenang-kenangan berupa kitab dan buku islami dari PCM Weru. Selanjutnya beliau mempersilahkan Bapak Darmono dari Jatingarang untuk menyampaikan tausiahnya sebagai inti dari tarling tersebut.

Bapak Darmono berpesan agar kaum muslimin menjadi manusia yang baik sebagai bentuk syukur nikmat Allah ﷻ. Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umur dan baik perbuatannya, seburuk-buruk manusia adalah orang yang buruk perbuatannya.

Pak Darmono
Kultum bakda Tarawih oleh Bapak Darmono

Menurut penjelasan Pak Darmono, dunia ini sekadar sarana untuk menuju alam akhirat. Maka ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, agar tidak merugi baik di dunia maupun di akhirat.

  • 1. Memanfaatkan waktu dengan baik, sehingga hidup kita itu bermanfaat. 

قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِ نَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَا لشَّهَا دَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Jumuah 62: Ayat 8)

Pak Darmono menjelaskan bahwa di akhirat nanti keadilan tidak bisa direkayasa seperti di dunia yang terkadang hukumnya bisa dipermainkan penguasa. Di sana nanti, lisan kita akan terkunci, anggota tubuh yang lain menjadi saksi.

  • 2. Dunia ini merupakan sawah ladangnya akhirat, tempat mencari bekal untuk akhirat nanti.

حَتّٰۤى اِذَا جَآءَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَا لَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ ۝ لَعَلِّيْۤ اَعْمَلُ صَا لِحًـا فِيْمَا تَرَكْتُ ۗ كَلَّا  ۗ اِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا ۗ وَمِنْ وَّرَآئِهِمْ بَرْزَخٌ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ ۝

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “ Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sungguh itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh-barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan. (QS. Al Mukminun: 99 -100)

  • 3. Mengingatkan bahwa sakaratul maut sudah tersiksa.

وَ لَوْ تَرٰۤى اِذْ يَتَوَفَّى الَّذِيْنَ كَفَرُوا ۙ الْمَلٰٓئِكَةُ يَضْرِبُوْنَ وُجُوْهَهُمْ وَاَ دْبَا رَهُمْ ۚ وَذُوْقُوْا عَذَا بَ الْحَرِيْقِ

Dan sekiranya kamu melihat ketika para malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir sambil memukul wajah dan punggung mereka (dan berkata), “Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar.” (QS. Al Anfal: 50)

Demikian penyampaian kuliah 27 menit oleh Bapak Darmono. Maka setelah cukup panjang kali lebar, suara tidak semakin tinggi namun malah semakin melemah dan akhirnya ditutup dengan salam.

Ternyata dalam kegiatan ini ada acara makan bakso bersama. Ternyata Takmir Masjid Miftahul Jannah Krajan begitu luar biasa memuliakan tamu. Sampai-sampai menyambut tim dengan begitu luar biasa.

Foto bersama
Foto bersama tim tarling dan jemaah yang luar biasa

Tim I Tarling PCM Weru tidak bisa membalas apa-apa, selain berdoa semoga Allah melimpahkan rezeki kepada jemaah Masjid Miftahul Jannah Krajan ini. Semoga liputan ini bermanfaat.

Reporter: Bapak H. Irsam Nasirin, S.Pd.I, M.M

Get notifications from this blog

Silakan berkomentar dengan sopan sebagai ajang silaturahmi sesama kita.