Muhammadiyah Weru
Kajian Rutin Muhammadiyah Ranting Jatingarang: Menguatkan Iman Menyongsong Bulan Rajab

Kajian Rutin Muhammadiyah Ranting Jatingarang: Menguatkan Iman Menyongsong Bulan Rajab

Kajian rutin bulanan Muhammadiyah Ranting Jatingarang edisi Januari 2025, diselenggarakan di Masjid Nur Hidayah, Kuntulan, pada hari Selasa, 7 Januari 2025. Acara ini dimulai pukul 20.00 WIB dan dihadiri oleh jemaah serta pengurus Muhammadiyah Ranting Jatingarang, dengan pemateri utama Ustaz Khoirul Umam, pengasuh Muhammadiyah Boarding School (MBS) Tawangsari. 

Kegiatan diawali pembukaan dengan melafalkan bacaan basmallah bersama. Selanjutnya, Saudara Audrix membacakan ayat suci Al-Qur’an dari Surah Al-Baqarah ayat 284-285. Dengan lantunan ayat suci diharapkan mendatangkan keberkahan dalam kegiatan kajian pada malam hari ini.

Bapak Sumarno, selaku takmir Masjid Nur Hidayah, menyampaikan sambutan dengan ucapan terima kasih kepada Ustaz Khoirul Umam yang berkenan menjadi pemateri kajian, PRM Jatingarang selaku panitia kegiatan, dan seluruh jemaah yang hadir. Beliau menekankan pentingnya kegiatan pengajian dalam mempertebal iman dan meningkatkan pemahaman tentang agama Islam.

Takmir masjid
Sambutan Takmir Masjid Nur Hidayah

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Ketua PRM Jatingarang, Bapak Wiyanto. Dalam sambutannya, beliau mengapresiasi takmir dan jemaah Masjid Nur Hidayah atas penyediaan tempat dan fasilitas pendukung untuk kelancaran kegiatan ini. Selain itu, beliau juga memaparkan beberapa program PRM Jatingarang, seperti proses pembangunan Masjid MIM Watukelir, program sedekah rosok, serta persiapan menyambut bulan Ramadan yang akan datang.

Sambutan PRM
Sambutan PRM Jatingarang

Kajian inti disampaikan oleh Ustaz Khoirul Umam. Beliau menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah sumber ilmu pengetahuan dan pedoman hidup bagi manusia. Sebagai warga Muhammadiyah, penting untuk meneladani perjuangan KH Ahmad Dahlan dalam mengedepankan pendidikan sejak awal berdirinya Muhammadiyah.

Salah satu contoh ilmu dalam Al-Qur’an yang relevan adalah tentang perhitungan bulan dan waktu. Dalam QS Yunus ayat 5, Allah menjelaskan bahwa matahari dan bulan diciptakan untuk membantu manusia dalam mengetahui perhitungan waktu. Sementara dalam QS At-Taubah ayat 36 disebutkan bahwa jumlah bulan dalam setahun ada 12, dengan empat bulan haram: Zulqodah, Zulhijah, Muharam, dan Rajab.

Khoirul Umam
Kajian disampaikan oleh Ustaz Khoirul Umam

Memasuki bulan Rajab yang merupakan bulan haram, Ustaz Khoirul Umam mengingatkan jamaah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah. Beliau menganalogikan bulan Rajab sebagai waktu untuk menanam, bulan Syakban untuk merawat, dan bulan Ramadan untuk memanen pahala.

Kajian terlaksana dengan lancar. Semoga wawasan ilmu yang disampaikan Ustaz Khoirul Umam bisa diamalkan para hadirin dalam menyambut bulan Rajab.Adanya kajian rutin seperti ini diharapkan mampu menguatkan iman dan membangun masyarakat yang lebih berilmu sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an.

Kontributor: Kusnia Arianto
Kajian Ahad Pahing Aisyiyah Desa Tawang: Menguatkan Akidah di Pergantian Tahun

Kajian Ahad Pahing Aisyiyah Desa Tawang: Menguatkan Akidah di Pergantian Tahun

Masyarakat Desa Tawang, khususnya jemaah ibu-ibu, menunjukkan antusias dalam memperdalam ilmu agama melalui kegiatan Kajian Ahad Pahing yang kali ini digelar pada Ahad, 5 Januari 2025 bertempat di Masjid Al Faruq, Babalan.

Dengan tema “Menyikapi Pergantian Tahun dengan Meningkatkan Akidah, Singkirkan Kesyirikan”, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap ilmu agama, khususnya dalam membangun akidah yang kokoh.

Acara dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan zikir pagi bersama. Setelah itu, agenda dilanjutkan dengan pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Qur’an, yang dengan ini diharapkan menjadikan berkah acara pagi jelang siang ini.

Ustazah Mujiyati
Ustazah Mujiyati menyampaikan tentang inti akidah Islam

Pada kesempatan ini, pengajian inti disampaikan oleh Ustazah Mujiyati, S.S., S.Sos., M.Sos. Beliau menyampaikan materi yang yang mengupas inti-inti akidah serta ancaman bagi orang yang melakukan tindakan kesyirikan.

Ustazah Mujiyati menjelaskan tiga jenis tauhid, yaitu Tauhid Rububiyah (keesaan Allah dalam penciptaan), Tauhid Uluhiyah (keesaan Allah dalam kepemilikan ibadah), dan Tauhid Asma’ wa Sifat (keesaan Allah dalam nama-nama dan sifat-sifat-Nya).

PRA Tawang
Antusiasme ibu-ibu Aisyiyah Desa Tawang

Beliau juga memaparkan rukun iman yang terdiri dari iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab Allah, nabi dan rasul, hari akhir, serta takdir baik dan buruk. Selain itu, peserta kajian diajak mengenali bentuk-bentuk syirik besar dan kecil agar dapat menghindarinya dalam kehidupan sehari-hari.

Syirik besar yang disoroti meliputi mengakui adanya tuhan selain Allah, menyembah berhala, menggunakan sihir, dan mempercayai kekuatan gaib selain Allah. Sementara itu, syirik kecil seperti riya’ (berbuat baik untuk dipuji), sum’ah (mengharapkan pujian), dan penggunaan azimat juga dibahas secara detail untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada jemaah.

Acara yang dihadiri oleh pengurus PRA Desa Tawang dan jemaah masjid se-Desa Tawang ini berlangsung dengan khidmat. Peserta tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan hingga selesai.

Sebagai penutup, 30 doorprize menarik dibagikan kepada peserta yang beruntung, menambah kebahagiaan dalam suasana penuh ilmu tersebut. Menambah meriah suasana kajian rutin kali ini.

Foto bersama
PRA Tawang berfoto bersama

Kajian terlaksana dengan baik, menjadi momentum berharga bagi masyarakat Desa Tawang untuk memperkuat akidah dan menjauhi segala bentuk kesyirikan. Dengan demikian, diharapkan nilai-nilai keislaman dapat semakin mengakar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Kontributor: Ibu Sri Darsini, S.Pd.
Tahun Baru, Bagaimana Sebaiknya Sikap Kita?

Tahun Baru, Bagaimana Sebaiknya Sikap Kita?

Oleh: Ustaz H. Muhammad Saifudin, Lc, M.Ag
Mudir Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Sangen

Terkadang kita bingung, harus bagaimana menyikapi datangnya tahun baru. Sementara banyak orang yang merayakan kedatangan tahun baru dengan berbagai kegiatan. Bahkan, ada yang berfoya-foya hingga semalam suntuk dan sangat berlebihan. Lalu bagaimana sikap yang sejalan dengan syariat Islam? Dan bagaimana sikap para tokoh persyarikatan Muhammadiyah?

Tahun baru adalah momen pergantian dari tahun lalu ke tahun yang baru. Sudah menjadi kebiasaan masyarakat, khususnya kaum muda, setiap pergantian tahun selalu ramai dengan kegiatan gembira. Bergembira dengan datangnya tahun baru adalah hal yang lumrah.

Fitrah manusia akan selalu berbahagia ketika mendapat anugerah, dan tahun baru adalah bagian dari waktu yang dianugerahkan Allah Ta’ala kepada kita, sehingga sepatutnya kita mensyukurinya dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi, merayakannya dengan berlebihan dan melampaui batas, hanya akan mengundang datangnya keburukan-keburukan.

Tahun Baru 2025
Tahun Baru, Bagaimana Sebaiknya Sikap Kita?

Lalu bagaimana sikap yang sejalan dengan prinsip Islam dan nilai-nilainya? Berikut rangkuman penulis dari beberapa sumber, dalam menghadapi datangnya tahun baru:

Pertama, tidak meyakini tahun baru sebagai hari raya dan tidak diisi dengan ritual-ritual khusus. Sebab, mengisi tahun baru dengan ritual-ritual khusus seperti membuat sesajen, melakukan semadi dan lain sebagainya, adalah perbuatan yang merusak akidah dan mengundang murka Allah.

Dalam Islam, hari raya yang dianjurkan untuk bergembira dan diperintahkan melakukan ibadah khusus hanya ada dua: Iduladha dengan salat sunah, kalimat tayibah dan berkurban, serta Idulfitri dengan salat sunah, kalimat tayibah dan saling bersilaturahmi.

Rasulullah ﷺ bersabda kepada Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu :

يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وَإِنَّ عِيدَنَا هَذَا الْيَوْمَ

Wahai Abu Bakar sesungguhnya bagi setiap kaum ada hari rayanya dan ini adalah hari raya kita.

Kedua, tidak ada larangan mengisi dengan kegiatan yang menggembirakan, selagi tidak berlebihan dan tidak melanggar batas dan prinsip dalam Islam. Di antaranya, tidak melalaikan salat, tidak melakukan hal-hal dosa, menghindari makanan yang haram, minuman yang haram, muamalah yang haram dan pergaulan yang haram.

Dalam kaidah fikih, hukum asal urusan duniawi selain urusan agama adalah mubah (boleh), selagi tidak ada dalil yang melarang.

كُلُّ شَيْءٍ حَلَالٌ حَتَّى يُؤْمَرَ بِتَحْرِيمِهِ

Segala sesuatu adalah boleh, hingga ada larangannya.” (HR. Ibn Majah, Kitab al-Muqaddimah, No. 14)

Ketiga, tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang menyerupai kaum yang melampaui batas. Misalnya, berfoya-foya, berdua-duaan dengan lawan jenis, mengumbar aurat dan nafsu, pergaulan bebas, minum-minuman keras, mengganggu ketenteraman masyarakat, membuat onar, dan kegiatan maksiat lainnya.  

Dari Ibnu ‘Umar, Nabi ﷺ bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)

Keempat, Introspeksi diri dan bertobat atas kesalahan dan kekurangan yang lalu. Tahun baru sebagai momen penting untuk melakukan evaluasi diri, seberapa kualitas diri dan ibadah kita. Dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan, sehingga kita mendapat kesuksesan.

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا ۝ يُّصْلِحْ لَـكُمْ اَعْمَا لَـكُمْ وَيَغْفِرْ لَـكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَا زَ فَوْزًا عَظِيْمًا ۝

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang agung.” (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 70-71)

Kelima, membuat perencanaan yang baik secara sederhana. Membuat rencana-rencana sederhana, seperti misalnya membiasakan membaca Al-Qur’an setiap hari walau hanya beberapa ayat, berusaha memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kemudian, berusaha sekuat tenaga istikamah melangkahkan kaki menuju masjid untuk melaksanakan salat berjemaah, melaksanakan  puasa sunah, menyisihkan sebagian harta untuk bersedekah di jalan Allah dan membantu orang lain.

Berusaha menjaga lisan dan postingan-postingan dari hal-hal yang tidak bermanfaat, memanfaatkan waktu untuk kebaikan, tidak lagi bermalas-malasan, tidak terlena dengan perkembangan gadget, dan lain sebagainya.  Sebagaimana hadis Nabi ﷺ:

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ 

Di antara tanda kebaikan keislaman seseorang; meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. Tirmidzi no. 2317)

Keenam, meningkatkan keimanan, ketakwaan dan keilmuan. Sehingga dalam menjalani dinamika hidup ke depannya lebih terbimbing dan sukses. Sebagaimana sebuah perkataan hikmah:

مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ

Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung. Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang merugi. Siapa saja yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat (celaka).” (Sunan Al-Hakim)

Ketujuh, bertekad kuat untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Berusaha dengan sekuat tenaga untuk menjadi lebih baik daripada tahun-tahun yang berlalu, sehingga dalam menjalani dinamika kehidupan mendapat anugerah jalan yang cerah. 

Dalam perkataan mahfuzhat dikatakan,

إِذَا صَدَقَ العَزْمُ وَضَحَ السَّبِيْلُ

Jika benar-benar bertekad kuat, niscaya akan terang jalannya.

Kemudian bagaimana sikap para tokoh persyarikatan Muhammadiyah dengan datangnya tahun baru? Berikut ini penulis himpun dari beberapa sumber media masa daring.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir, menyatakan bahwa merayakan tahun baru dengan kegembiraan diperbolehkan, asalkan tidak berlebihan dan tetap dalam koridor syiar Islam. Beliau menekankan pentingnya memaknai pergantian tahun dengan introspeksi diri dan tidak terjebak dalam perayaan yang hanya bersifat lahiriah atau mubazir. (muhammadiyah.or.id)

Almarhum Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., yang pernah menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah, mengingatkan umat Islam untuk menghindari pesta dan hura-hura dalam menyambut tahun baru. Beliau menekankan bahwa berpesta secara berlebihan tidak mendorong introspeksi diri dan cenderung mengarah pada kemaksiatan. (republika.co.id)

Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Ustaz Adi Hidayat, menyarankan agar umat Islam menyikapi pergantian tahun dengan cara yang sesuai dengan kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ. Beliau menekankan pentingnya menjadikan momen pergantian tahun sebagai media dakwah dan introspeksi diri, daripada sekadar perayaan yang tidak memiliki makna spiritual. (tvonenews.com)

Pada kesimpulannya, Islam adalah agama yang luwes dan luas, selagi tidak keluar dari batas prinsip yang disyariatkan Allah Ta’ala dan diteladankan Rasulullah ﷺ, maka menyambut tahun baru boleh-boleh saja, apalagi ketika dijadikan momen untuk muhasabah.

Dan Muhammadiyah, adalah persyarikatan yang bergerak dalam dakwah amar makruf nahi munkar yang bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunah, demi terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Muhammadiyah tidak melarang umat Islam untuk merayakan tahun baru, karena ini adalah urusan duniawi, selama perayaan tersebut dilakukan dengan bijaksana, tidak berlebihan, dan tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan syariat dan nilai-nilai Islam.

Persyarikatan Muhammadiyah mendorong umat untuk memanfaatkan momen pergantian tahun sebagai sarana introspeksi, peningkatan kualitas diri, mempererat persaudaraan, meningkatkan ibadah dan dakwah. Dan mengajak umat Islam untuk memaknai momen tahun baru sebagai  momentum untuk refleksi dan perbaikan diri, bukan sekadar perayaan tanpa makna. 

Semoga Allah Ta’ala menuntun kita, sehingga kita mampu menghadapi tahun-tahun baru, bulan baru dan hari baru dengan semangat meningkatkan kualitas diri, keimanan yang meningkat, keilmuan yang bertambah dan kecakapan dalam menjalani dinamika kehidupan, sehingga Allah Ta’ala limpahkan kita keberkahan rezeki dan keberkahan usia.

اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيْمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالإِسْلَامِ، وَجِوَارٍ مِنَ الشَّيطَانِ، وَرِضوَانٍ مِنَ الرَّحمَنِ

Ya Allah, masukkanlah kami pada bulan ini dengan aman dan iman, dengan sejahtera dan Islam, dan dihindarkan dari dari gangguan setan, serta mendapat rida Allah Yang Maha Penuh Rahman.

Wallahu a’lamu bish-shawab. Nashrun minallahi wa fathun qarib.
Isa ‘Alaihissalam, Antara Fakta dalam Islam dan Kepercayaan dalam Bibel

Isa ‘Alaihissalam, Antara Fakta dalam Islam dan Kepercayaan dalam Bibel

Oleh: Ustaz H. Muhammad Saifudin, Lc, M.Ag
Mudir Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Sangen

Islam menaruh perhatian secara khusus pada Nabi Isa alaihissalam dan ibunya Sayidah Maryam alaihassalam serta menempatkan keduanya pada kedudukan yang amat tinggi. Sehingga, penyebutan keduanya dalam Al-Qur’an melebihi porsi penyebutan dalam teks injil secara keseluruhan.

Nabi Isa dalam Islam
Kaligrafi Nabi Isa

Bahkan, salah satu surat dalam Al-Qur'an dinamai dengan Surat Maryam, dan menjadi satu-satunya wanita yang namanya disebutkan dalam Al-Qur'an secara langsung. Hal ini menunjukkan bahwa Sayidah Maryam adalah wanita yang memiliki kedudukan sangat mulia lagi suci, paling mulia di atas seluruh wanita di dunia.

وَاِ ذْ قَا لَتِ الْمَلٰٓئِكَةُ يٰمَرْيَمُ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰٮكِ وَطَهَّرَكِ وَا صْطَفٰٮكِ عَلٰى نِسَآءِ الْعٰلَمِيْنَ

Dan (ingatlah) ketika para malaikat berkata, “Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu, dan melebihkanmu di atas segala perempuan di seluruh alam (pada masa itu).” (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 42)

Demikian halnya dengan Nabi Isa ’alaihissalam, Al-Qur’an menyebutkan bermacam-macam mukjizat yang dianugerahkan kepadanya, berupa menyembuhkan orang buta, menyembuhkan penderita penyakit kusta, menghidupkan orang mati, memberitakan hal-hal gaib, berbicara saat masih bayi, serta membuat membentuk burung dari tanah liat dan menghidupkannya dengan tiupan (Ali Imran: 49).

Kedudukan Isa dalam Islam


Kedudukan dan kemuliaan Nabi Isa ’alaihissalam dan ibunya, Maryam ’alaihassalam, menjadi titik temu antara Islam dan Kristen. Namun demikian, perbedaan antara Islam dan Kristen dalam meyakini Nabi Isa ’alaihissalam terletak pada sifat Nabi Isa, bukan pada misi dan cara kelahirannya.

1) Isa ’alaihissalam adalah Nabi


Dalam pandangan Islam, Allah Ta’ala Maha Suci tidak memiliki anak dan tidak memiliki pasangan. Oleh karena itu, Al-Qur’an menghubungkan Isa ’alaihissalam dengan kenabian, dan menegaskan bahwa ia dan ibunya adalah manusia biasa yang memiliki sifat insani, hidup, mati, sakit, sehat, makan, minum, dan sebagainya seperti halnya makhluk pada umumnya.

Bahkan dalam Al-Qur’an, penegasan bahwa Isa ’alaihissalam adalah putra Maryam disebutkan sebanyak 23 kali, hal ini untuk menegaskan bahwa Isa ’alaihissalam adalah manusia biasa yang dilahirkan dari kandung ibunya.

Kemudian Allah Ta’ala menganugerahkan padanya mukjizat-mukjizat untuk menguatkan dakwahnya di tengah-tengah masyarakat Bani Israel yang dikenal sangat bandel dan sulit menerima risalah ilahiyah.

2) Isa ’alaihissalam adalah Kalimatullah dan Ruh-Nya


Salah satu perbedaan mendasar antara Kristen dan Islam adalah sifat Isa, antara keilahian dan kemanusiaan. Perdebatan ini juga mencakup konsep "Ruh". Bagi umat Kristen, "Roh Kudus" mengangkat Isa ke keilahian, sementara bagi umat Muslim, ruh adalah bagian dari kemanusiaan dan urusan serta rahasia Allah.

وَيَسْــئَلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِ ۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَاۤ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا

Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh, katakanlah, “Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.” (QS. Al-Isra' 17: Ayat 85)

Dan ketika Al-Qur'an menyebut Isa sebagai “Kalimat Allah” dan “Ruh dari-Nya” (Qs. An-Nisa: 171), hal ini menegaskan bawa Isa memiliki kedudukan khusus di antara umat manusia, yaitu sebagai utusan Allah (Rasulullah), dan tanpa sekalipun menyatakan keilahian Isa.

3) Penyaliban


Al-Qur'an menegaskan bahwa Isa tidak disalib dan tidak dibunuh, melainkan seseorang dari pengikutnya yang berkhianat yang diserupakan dengan wajahnya.

وَّقَوْلِهِمْ اِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيْحَ عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُوْلَ اللّٰهِ ۚ وَمَا قَتَلُوْهُ وَمَا صَلَبُوْهُ وَلٰـكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۗ وَاِ نَّ الَّذِيْنَ اخْتَلَـفُوْا فِيْهِ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ ۗ مَا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ اِلَّا اتِّبَا عَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوْهُ يَقِيْنًاۢ 

Dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah.” Padahal, mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan 'Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) 'Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya. (QS. An-Nisa' 4: Ayat 157)

4) Turunnya Nabi Isa


Islam menjelaskan bahwa Nabi Isa ’alaihissalam akan turun ke dunia, untuk memimpin dunia dan memenangkan peperangan-peperangan, mengalahkan Dajjal dan menegaskan tauhid serta meluruskan umat manusia dari kesesatan keyakinan ketuhanan, seperti tercantum dalam hadis-hadis sahih. 

Pandangan Muhammadiyah Terhadap Perayaan Natal


Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah menerbitkan fatwa yang persis sama dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia. Di antara kandungan fatwa tersebut ialah, umat Islam diperbolehkan untuk bekerja sama dan bergaul dengan umat-umat agama-agama dalam masalah-masalah keduniaan serta tidak boleh mencampuradukkan agama dengan akidah dan peribadatan agama lain seperti meyakini Tuhan lebih dari satu, Tuhan mempunyai anak dan Isa Al-Masih itu anaknya. Orang yang meyakininya dinyatakan kafir dan musyrik.

Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari larangan Allah SWT serta untuk mendahulukan menolak kerusakan daripada menarik kemaslahatan.

Dalam konteks ini, perayaan Natal di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari perkara-perkara akidah tersebut di atas. Karenanya, mengikuti upacara Natal bersama bagi umat Islam hukumnya haram.

Demikian pula mengucapkan Selamat Natal merupakan bagian langsung dari perkara syubuhat yang dianjurkan untuk tidak dilakukan. (Fatwa-Fatwa Tarjih, Cetakan VI, 2003, hal. 209-210).

Dalam keputusan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah yang termuat dalam Berita Resmi Muhammadiyah, No 01/2010-2015 Syawal 1431/September 2010, dinyatakan bahwa:

“Muhammadiyah menerima pluralitas agama tetapi menolak pluralisme yang mengarah pada sinkretisme, sintesisme, dan relativisme. Karena itu, umat Islam diajak untuk memahami kemajemukan agama dan keberagaman dengan mengembangkan tradisi toleransi dan koeksistensi (hidup berdampingan secara damai).

Dengan tetap meyakini kebenaran agamanya masing-masing, setiap individu bangsa hendaknya menghindari segala bentuk pemaksaan kehendak, ancaman dan penyiaran agama yang menimbulkan konflik antar pemeluk agama. Pemerintah diharapkan memelihara dan meningkatkan kehidupan beragama yang sehat untuk memperkuat kemajemukan dan persatuan bangsa.”

Wallahu a’alu bish-shawab, wa barakallaha fikum
Nashrun minallahi wa fathun qarib
Tim KOKAM Weru dan Unit Mini Damkar Tangani Gangguan Ulat Bulu di BA Aisyiyah Tegalsari

Tim KOKAM Weru dan Unit Mini Damkar Tangani Gangguan Ulat Bulu di BA Aisyiyah Tegalsari

Gangguan ulat bulu yang menimpa siswa dan wali siswa di TK BA Aisyiyah Tegalsari, Kecamatan Weru, Sukoharjo, telah berhasil ditangani dengan baik oleh tim KOKAM Weru bersama Unit Mini Damkar.

Kejadian ini bermula saat beberapa siswa dan wali siswa terkena ulat bulu dari pohon mangga yang berada di halaman sekolah. Kontak langsung dengan ulat bulu tersebut menyebabkan tubuh anak-anak mengalami bentol-bentol.

Kepala sekolah dan guru yang bertugas segera mengambil tindakan dengan mengantar siswa ke rumah masing-masing untuk mendapatkan perawatan. Wali siswa yang juga terkena dampak segera diinstruksikan untuk melakukan langkah pencegahan.

Menanggapi laporan yang disampaikan oleh Kepala BA Aisyiyah Tegalsari pada Sabtu malam,  21 Desember 2024 pukul 21.34 WIB, KOKAM Weru segera melakukan koordinasi dengan Unit Mini Damkar untuk merumuskan langkah penanganan.

Setelah melaksanakan pengamanan pada pengajian Ahad pagi di Gedung Dakwah Muhammadiyah Weru, tim langsung mempersiapkan armada, alat pelindung diri (APD), serta obat-obatan yang diperlukan untuk mengatasi serangan ulat bulu.

KOKAM Weru
KOKAM Weru tangani gangguan ulat bulu

Obat-obatan yang digunakan mencakup larutan tembakau, brotowali sebagai perekat, serta campuran bahan seperti solar, rinso, dan cairan pencuci lainnya. Penyemprotan dilakukan setelah Salat Zuhur, dengan menyasar empat pohon mangga di halaman sekolah yang menjadi sumber ulat bulu.

Proses penyemprotan berjalan lancar tanpa kendala berarti. Semoga langkah ini efektif dalam mengatasi masalah ulat bulu dan memberikan rasa aman bagi siswa dan wali siswa ke depannya.

Pihak sekolah mengapresiasi langkah sigap KOKAM Weru dan Unit Mini Damkar yang membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman di lingkungan BA Aisyiyah Tegalsari. Kepala sekolah juga mengimbau para wali siswa untuk tetap waspada dan segera melapor jika ada kejadian serupa di kemudian hari.

Kontributor: Bapak Kadir Sagiman
Selamat! TSPM Sangen Raih Juara Umum 2 di Kejurda Tapak Suci Sukoharjo

Selamat! TSPM Sangen Raih Juara Umum 2 di Kejurda Tapak Suci Sukoharjo

Tim Perguruan Pencak Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM) Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Sangen kembali mengukir prestasi gemilang dengan meraih Juara Umum 2 dalam ajang Kejurda Tapak Suci Kabupaten Sukoharjo yang digelar pada 18-20 Desember 2024 di GOR Cangkol, Mojolaban.

Tim TSPM Sangen berhasil menjuarai 11 kelas di tingkat MTs/SMP dan SMA sederajat, dengan perolehan 5 medali emas, 4 medali perak, dan 2 medali perunggu. Prestasi ini tidak lepas dari persiapan matang yang telah dilakukan oleh para atlet, pelatih, dan seluruh pihak yang mendukung perjalanan tim hingga hari pertandingan.

TSPM Sangen
Tim pencak silat TSPM Ponpes Sangen juara 2 Kejurda Tapak Suci Kabupaten Sukoharjo

Kontingen TSPM Sangen telah berlatih keras jauh-jauh hari sebelum laga dimulai. Usaha mereka yang tak kenal lelah membuahkan hasil yang membanggakan. Prestasi ini tidak hanya mengajarkan teknik bela diri, tetapi juga membentuk kepribadian yang kokoh sebagai seorang muslim.

Prestasi yang diraih oleh TSPM Sangen ini diharapkan dapat memotivasi generasi muda untuk menekuni seni bela diri sebagai salah satu jalan meningkatkan potensi diri sekaligus memperkokoh keimanan. Semoga keberhasilan TSPM Sangen ini menginspirasi adik-adik yang ingin belajar bela diri melalui Tapak Suci.

Ajang Kejurda Tapak Suci Sukoharjo 2024 tidak hanya menjadi arena kompetisi, tetapi juga wahana mempererat ukhuwah di kalangan para atlet. Dengan hasil ini, TSPM Sangen terus membuktikan eksistensinya sebagai salah satu perguruan pencak silat unggulan yang konsisten melahirkan atlet-atlet berprestasi.

Kontributor: Bapak Teguh Kurniawan, S.Pd
Pengajian PRM Tegalsari: Memuliakan Tetangga Jadi Kunci Hidup Bahagia Dunia Akhirat

Pengajian PRM Tegalsari: Memuliakan Tetangga Jadi Kunci Hidup Bahagia Dunia Akhirat

Sabtu malam, 21 Desember 2024, di Masjid As Sajdah Kalimider, Tegalsari, dilaksanakan pengajian rutin yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Tegalsari. Kegiatan yang dimulai pukul 20.00 WIB ini dipandu oleh Bapak Tri Rahmidi, S.Pd selaku pembawa acara.

Acara diawali dengan sambutan dari Ketua PRM Tegalsari, Bapak Ihsan Fitriyanto, S.T., yang dalam sambutannya, beliau menyampaikan ucapan terima kasih kepada takmir Masjid As Sajdah Kalimider yang telah memfasilitasi kegiatan tersebut, serta apresiasi kepada seluruh jamaah yang hadir.

Beliau juga mengingatkan pentingnya untuk terus bersemangat menuntut ilmu agar memahami ajaran Islam secara mendalam. Dengan pemahaman ilmu yang baik, diharapkan perbedaan pendapat dapat disikapi dengan bijaksana dan harmonis.

Tausiah disampaikan oleh Ustaz Sutardi, S.Ag., penyuluh agama dari KUA Weru, yang menyampaikan materi tentang kunci hidup bahagia dan sukses dunia hingga akhirat dengan penekanan pada perbuatan baik kepada tetangga.

Ustaz Sutardi
Ustaz Sutardi mengajak menjaga hubungan baik dengan tetangga

Beliau mengatakan bahwa kebahagiaan sejati hanya dapat diraih melalui dua hal, yakni beriman kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan memuliakan tetangga, sebagaimana diajarkan dalam Islam.

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ

Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ustaz Sutardi menjelaskan, ciri tetangga yang baik adalah yang ikut berbahagia saat kita bahagia dan ikut bersedih saat kita dalam kesusahan. Sebaliknya, tetangga yang buruk adalah mereka yang merasa iri atas kebahagiaan kita dan senang atas kesusahan kita.

Ustaz Sutardi juga memberikan contoh konkret bagaimana memuliakan tetangga, seperti dengan membiasakan diri menjadi dermawan meskipun dalam keadaan sederhana. Rasulullah bahkan menganjurkan untuk memperbanyak kuah masakan agar dapat dibagikan kepada tetangga.

Beliau juga menganjurkan selalu menjaga silaturahmi dan tidak memutus hubungan dengan tetangga. Rasulullah mengingatkan bahwa orang yang memutus silaturahmi tidak akan masuk surga. Kemudian menghindari segala bentuk perbuatan yang dapat menyakiti tetangga, termasuk mengambil hak mereka.

Harapan diadakannya kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan ilmu agama kepada jamaah, tetapi juga menjadi momen untuk mempererat silaturahmi antarwarga. Apa yang disampaikan Ustaz Sutardi dapat menjadi motivasi untuk lebih baik dalam beriman dan memuliakan tetangga.
Penerimaan Peserta Didik Baru MI Muhammadiyah Sidowayah Tahun Ajaran 2025/2026 Dibuka, Yuk Daftar!

Penerimaan Peserta Didik Baru MI Muhammadiyah Sidowayah Tahun Ajaran 2025/2026 Dibuka, Yuk Daftar!

MI Muhammadiyah Sidowayah, yang berlokasi di Sidowayah RT 01/VI Ngreco, Weru, Sukoharjo, membuka pendaftaran peserta didik baru untuk tahun pelajaran 2025/2026. Sekolah ini hadir dengan visi “Terdepan dalam Prestasi, Teladan dalam Akhlakul Karimah” dan berbagai program unggulan untuk membentuk generasi Islami yang berprestasi.

PPDB MIM Sidowayah
PPDB MIM Sidowayah

Jadwal Pendaftaran


1. Gelombang I: 1 Desember 2024–1 Maret 2025
Penempatan kelas: 7 Maret 2025

2. Gelombang II: 1 Maret 2025–30 Juni 2025
Penempatan kelas: 4 Juli 2025

Tes seleksi dilaksanakan mulai pukul 08.00 WIB hingga selesai.

Program Kelas


MI Muhammadiyah Sidowayah menawarkan dua program kelas, yaitu:

1. Kelas Unggulan


Fokus pada tahfidz, bahasa Arab, dan bahasa Inggris. Target hafalan minimal 3 juz hingga kelas 6 (juz 30, 29, dan 1). Pembelajaran mendalam untuk kemampuan berpidato dalam bahasa Arab dan Inggris. Kapasitas kelas dibatasi 20 siswa per kelas.

2. Kelas Reguler


Pelajaran tahfidz dan bahasa tetap menjadi prioritas dengan target hafalan minimal 2 juz. Jumlah siswa maksimal 25 anak per kelas.

Fasilitas Sekolah


Untuk mendukung kenyamanan belajar, MI Muhammadiyah Sidowayah menyediakan fasilitas lengkap, antara lain: ruang kelas yang nyaman, gedung yang memadai, lab komputer, masjid besar, kantin sehat, dan pemeriksaan kesehatan.

Kegiatan Harian dan Lapangan


Kegiatan Harian: Tahfidz pagi, Sholat Dhuha, Sholat Dzuhur berjamaah, dan Kultum

Kegiatan Lapangan: Outbound, Outing Class, Kunjungan Pesantren, dan Tadabbur Alam

Ekstrakurikuler


MI Muhammadiyah Sidowayah juga menawarkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler untuk mendukung pengembangan minat dan bakat siswa, di antaranya: Pencak Silat, Kepanduan, Drum Band, Olahraga (Futsal, Voli, Karate), Tahfidz, Tim Olimpiade Sains (MIPA dan IPS), Bahasa Arab dan English Conversation, dan Rebana.

Pembiasaan Islami


Sekolah ini membiasakan siswa untuk hidup Islami melalui: Dzikir pagi setiap hari, membaca Al-Kahfi bersama di hari Jumat, dan sholat berjamaah.

Seragam Sekolah


  • Senin dan Selasa: Merah Putih (PA/PI panjang)
  • Rabu dan Kamis: Hijau Putih
  • Jumat: Seragam Pramuka
  • Sabtu: Seragam Hizbul Wathan (HW)

Untuk kelas unggulan, seragam disediakan langsung oleh sekolah.

Rincian Biaya Pendaftaran


Berikut adalah rincian biaya untuk siswa baru:

Kelas Unggulan


  • Pendaftaran: Rp 100.000
  • Infak tahunan: Rp 150.000
  • Infak bulanan: Rp 175.000
  • Biaya seragam putra (5 stel): Rp 540.000
  • Biaya seragam putri (5 stel + jilbab): Rp 640.000
  • Total biaya: Putra Rp 965.000, Putri Rp 1.065.000

Kelas Reguler


  • Pendaftaran: Rp 30.000
  • Infak tahunan: Rp 100.000
  • Infak bulanan: Rp 40.000
  • Biaya seragam putra (5 stel): Rp 540.000
  • Biaya seragam putri (5 stel + jilbab): Rp 640.000
  • Total biaya: Putra Rp 710.000, Putri Rp 810.000

Prestasi Sekolah


MI Muhammadiyah Sidowayah telah meraih berbagai prestasi membanggakan di tingkat kabupaten, di antaranya:

  • Juara Tergiat 1 Pesta Siaga Putra Tingkat Kwarcab Sukoharjo
  • Juara 2 Olimpiade Bahasa Inggris Tingkat Kabupaten
  • Juara 1 Pidato Bahasa Jawa dan Asmaul Husna PORSADIN Tingkat Kabupaten
  • Juara 1 Cerdas Cermat Diniyah dan MTQ Putri PORSADIN Tingkat Kabupaten
  • Juara 1 Tenis Meja dan Badminton berbagai kategori
  • Juara 3 Tartil dan Pildacil Tingkat AIF 2024

Prestasi ini membuktikan komitmen MI Muhammadiyah Sidowayah dalam mendidik siswa berprestasi dan berkarakter Islami.

Persyaratan Pendaftaran


Calon peserta didik wajib melengkapi persyaratan berikut:

  1. Fotokopi ijazah TK (jika sudah ada)
  2. Fotokopi Akta Kelahiran
  3. Fotokopi Kartu Keluarga (KK)
  4. Mengisi dan menyerahkan formulir pendaftaran

Untuk informasi lebih lanjut, calon wali murid dapat langsung mendatangi sekretariat MI Muhammadiyah Sidowayah pada jam kerja.

Dengan fasilitas lengkap, program unggulan, dan pembiasaan nilai-nilai Islami, MI Muhammadiyah Sidowayah menjadi pilihan terbaik untuk pendidikan anak.